Makassar,Jejakterkini
Outing Class merupakan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar kelas yang tidak dilakukan di dalam kelas pada umumnya, Outing Class ini merupakan media yang paling efektif dan efisien dalam menyampaikan pembelajaran yang bukan didasarkan dari teori saja tapi juga pembuktian di lapangan secara langsung.
Belum lama ini UPT SPF SMPN 4 Makassar melaksanakan outing class 28 Agustus 2023 melaksanakan outing class untuk lebih mengetahui secara teknik bangunan tradisional diantaranya kapal phinisi dan rumah tongkonan di mana kedua wadah tersebut adalah karya anak bangsa.
Outing Class yang bertemakan “Mengusut Tuntas Proses Pembuatan Kapal Pinisi dan Rumah Adat Tongkonan diikuti oleh seluruh siswa dan sejumlah Guru. Konsep pembelajaran outing class sendiri memanfaatkan asset dan kearifan budaya lokak daerah sebagai sumber belajar. Peserta didik mencari dan mengumpulkan informasi terkait pembuatan Kapal Pinisi dan Rumah adat Tongkonan yang mereka kunjungi. Diharapkan peserta didik akan memperoleh pengalaman yang menarik dan menstimulus peserta didik dalam beriman dan bertaqwa, berkebhinekaan global, berpikir kritis, mandiri, gotong royong dan kreatif. Selain itu, peserta didik juga diharapkan dapat tumbuh menjadi generasi yang memahami dan menghargai nilai-nilai budaya dan sejarah yang terkandung dalam proses pembuatan Kapal Phinisi Suku Bugis- Makassar dan Rumah Adat Tongkonan Suku Toraja.
Para siswa dijelaskan mengenai Kapal Pinisi yang merupakan warisan budaya suku Bugis-Makassar yang digunakan sebagai alat transportasi di masa lampau.
Dimana Orang Sulawesi Selatan dikenal sebagai pelaut yang gemar mengarungi samudra luas. Pinisi adalah kebanggaan Suku Bugis-Makassar yang telah menjadi ikon nusantara yang telah melegenda. Dengan Outing Class diharapkan budaya warisan leluhur dapat dilestarikan oleh para generasi pelanjut.
Sementara Rumah Adat Tongkonan adalah warisan leluhur suku Toraja yang kental dengan makna dan nilai filosofisnya. Rumah Tongkonan merupakan symbol keluarga dan martabat dari Masyarakat Toraja yang masih disakralkan hingga saat ini. Pembangunan Rumah Tongkonan selalu berhadapan dengan lumbung. Rumah Tongkonan diposisikan sebagai ibu sementara lumbung diposisikan sebagai ayah bagi suku Toraja. Jadi, apabila rumah tersebut dijual maka secara otomatis dapat diartikan sama dengan menjual martabat dari pemilik rumah tersebut. Rumah Tongkonan sebagai pusat budaya, social dan tempat upacara religi bagi masyarakat Toraja. Sebagai symbol keluarga dan martabat maka haruslah senantiasa dijaga dan dilindungi oleh generasi penerus keluarga. ( Rosmini)